Biografi & Karya Syekh Abu Abdil Mu'ti Nawawi Al Bantani
Silsilah dan Tahun Kelahiran
Syekh Nawawi Al Bantani adalah sosok ulama nusantara yang sangat
terkenal dikalangan masyarakat muslim, sehingga kepopulerannya sampai ke
seluruh manca negara, beliau mempunyai peran yang sangat besar dalam memberikan
kontribusi terhadap perkembangan islam, khususnya di tanah Jawa.
Beliau lahir pada tahun 1230 H. atau bertepatan dengan tahun 1823 M. di Kecamatan
Tanara, Kabupaten Serang Provinsi Banten, yang pada saat itu banten masih berbentuk
karesidenan.
Pada saat beliau lahir Kesultanan Banten sedang berada diambang keruntuhan,
kepemimpinan saat itu berada dibawah kekuasaan Sultan Rafi’uddin yang kemudian
digantikan oleh Sultan Mahmud Syafi’uddin, setelah Gubernur Rafles memaksa Sultan
Rafi’uddin untuk menyerahkan Kesultanan yang dipimpinnya, dengan alasan kestabilan
keamanan Negara.
Nama Lengkap Syekh Nawawi adalah Muhammad Nawawi bin Umar bin Arbi al
Jawi Al Bantany. Penyematan Al Jawy menunjukan bahwa Syekh Nawawi sendiri berkebangsaan
jawa, dan memang pada saat itu tanah jawa lebih dikenal layaknya sebuah negara.
Sementara Al Bantany adalah nisbat kepada Banten yaitu daerah Eks Kerajaan
Islam yang pada saat itu adalah daerah kekuasaan Belanda yang dijadikan sebagai
Karesidenan, penyematan al Bantany juga di gunakan untuk membedakan antara Beliau
dengan Al-Imam al-Allamah Muhyiddin Abu Zakaria bin Syaraf bin Al-Marri
an-Nawawi ad-Dimasyqi atau yang lebih populer dengan panggilan Imam Nawawi.
Seorang ulama besar yang hidup pada abad 13 dengan bermadzhab Syafi’I dan
beliau termasuk ulama yang sangat produktif dalam melahirkan karya karya ilmiah,
lahir di Desa Nawa pinggiran kota Damaskus.
Guru dan Pengembaraan Mencari Ilmu
Syekh Nawawi mendapatkan tempaan pendidikan agama dari semenjak usia
dini, Ketika berusia 5 tahun beliau bersama saudara sadaranya memperoleh
pendidikan agama secara langsung dari kedua orang tuanya, banyak ilmu yang
dipelajari, diantaranya Pengetahuan dasar Bahasa Arab, Fiqih, Tauhid dan
Tafsir.
Kurang lebih 3 tahun beliau ditempa dengan berbagai ilmu agama beliau
melanjutkan pendidikannya kepada KH Sahal bersama kedua saudaranya (Tamim dan
Ahmad) seorang ulama banten yang sangat kharismatik pada saat itu. Setelah
Syekh Nawawi bersama kedua saudaranya lulus menjalani hasil tes ujian dari gurunya,
syekh Nawawi bersama kedua saudaranya berguru lagi kepada Raden H. Yusuf
(Purwakarta).
Ketika menginjak usia 13 tahun, Ayah nya meninggal dunia, sehingga
beliau terpaksa harus menggantikan tajuk kepemimpinan Pondok pesantren, meski
saat itu usia beliau terhitung relative masih muda.
Ketika Syekh Nawawi berusia 15 tahun, yaitu pada tahun 1828 M beliau pergi
ke tanah suci mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan memutuskan menuntut ilmu
disana. Selama beliau berada di Mekkah, beliau mengahabiskan banyak waktu untuk
belajar ilmu agama dari banyak guru yang mengajar di Masjidil Haram. Disanalah
beliau memperdalami berbagai disiplin ilmu, mulai dari ilmu Kalam, Bahasa dan
Santra Arab, Hadits, Tafsir, terutama ilmu Fiqih, kepada beberapa guru di
Mekkah, Madinah, Mesir bahkan sampai ke Syiria.
Pengabdian & Penyebaran Ilmu Pendidikan Agama Islam
Kurang lebih selama 3 tahun menimba ilmu di negara negara arab tersebut,
Beliau kembali ke Tanah Air, dengan tujuan untuk mengabdikan diri untuk agama
dan menyebarkan ilmu pengetahun islam. Tetapi sebelum beliau sampai ke kampung
halaman, beliau menyempatkan diri berguru kepada salah satu ulama besar di Karawang.
Kondisi carut marut Sosial-Politik dan Kepemerintah belanda yang semakin
tidak stabil, Penjajahan dan kepemerintahan belanda sangat ketat dan membatasi
setiap pergerakan ummat islam, terlebih lagi bagi masyarakat yang baru selesai
berhaji, Kolonial Belanda menganggap orang-orang seperti Syekh Nawawi akan
berbahaya bagi mereka.
Menyadari kondisi yang demikian rumit, Syekh Nawawi bermaksud kembali ke
Tanah Suci Mekkah, karena beliau tidak ingin berdamai dengan Pemerintah
Kolonial Belanda, dan tidak mau berada dalam control penguasa yang dholim.
Guru dan Murid Syekh Nawawi Al Bantani
Pada tahun 1855 M beliau kembali ke Tanah Suci Mekkah, kemudian beliau
mendapatkan bimbingan dari banyak guru, diantaranya adalah :
- Syekh Khotib Sambas ulama terkemuka dari Sambas, Kalimantan Barat
- Syekh Nahrawi
- Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah Al Malaki
- Syekh Abdul Hamid Daghastani
- Syekh Yusuf Sumbulaweni
- Syekh Muhammad Khatib Duma Al Hambali
- Syekh Ahmad Dimyathi
- Syekh Ahmad Zaini Dahlan
- Syekh Abdul Ghany Ulama asal Bima dan yang lainnya
Kurang lebih 30 tahun beliau ditempa dengan berbagai ilmu pengetahuan,
pengalaman dan ujian, pada tahun 1860 M beliau mulai aktif dalam kegiatan
mengajar di Masjidil Haram, Berbagai disiplin ilmu yang beliau ajarkan kepada
murid-muridnya. Beliau dikenal sebagai sosok guru yang simpatik, kreatif,
komunikatif serta penjelasan-penjelasan nya yang lugas serta mudah dipahami.
Kelak akan banyak ulama ulama yang masyhur nan kharismatik yang akan menjadi tokoh agama di berbagai negara khsusunya di Indonesia. Diantara muri-murid beliau adalah :
- Syekh KH Hasyim Asy’ari (Tebuireng, Jawa Timur)
- Syekh KH Ahmad Dahlan (Yogyakarta)
- Syekh KH. Kholil (Bangkalan, Madura)
- Syekh KH Asy’ari (Bawean, Jawa Timur)
- KH Tubagus Muhammad Asnawi (Caringin, Pandeglang, Banten)
- KH Ilyas (Kragilan, Banten)
- KH Najiuhun (Gunung Mauk, Tangerang)
- KH Abdul Ghaffar (Tirtayasa, Serang)
- KH Tubagus Bakri (Sempur, Purwakarta)
- Syekh Arysad Thawil Al Bantani
- Sayyid Ali bin Ali Al Habsy
- Syekh Muhammad Zainuddin as Sumbawi (Sumbawa, Nusa Tenggara Barat)
- Syekh Abdul Qodir bin Musthafa Al Fathani (Pattani, Thailand)
- Syekh Abu al-Faidh Abdus Sattar Addahlawy (Delhi, India)
- Syekh Tohir Jamaluddin (Singapura)
- KH Dawud (Perak, Malaysia) dan banyak lagi murid-murid beliau yang lainnya
Pandangan Syekh Nawawi Terhadap Keragaman & Teologi
Syekh Nawawi memahami
bahwa Ikhtilaful Aimmah Rohmatun Lil Ummah “perbedaan pendapat adalah rahmat” dalam konteks keragaman maupun
persaingan demi kemajuan peradaban islam.
dalam bidang Fiqih seperti halnya pendapat Madzhab Imam Syafi’i beliau menjadikan al Quran, Al Hadits, ijma beserta Qiyas sebagai rujukan dan pondasi dasar hukum islam. Adapun mengenai Ijtihad dan Taqlid, beliau menegaskan bahwa mujtahid Mutlaq yang sah untuk di ikuti hanyalah empat Madzhab.
Adapun dalam pendirian
teologi beliau beliau adalah seorang yang berfaham Ahlus Sunnah Waljamaah.
Karya-Karya Syekh Nawawi
Syekh Nawawi Al Bantany adalah seorang ulama yang sangat produktif, karya beliau berupa torehan tinta emas merupakan karya yang sangat luar biasa dan meberikan kontribusi besar bagi khazanah keilmuan islam, tidak kurang dari 115 karya ilmiah beliau meliputi berbagai dispilin Ilmu. Diantaranya adalah :
- تفسير مراح لبيد : التفسير المنير لمعالم التنزيل
- تنقيح القول الحثيث بشرح لباب الحديث للإمام السيوطي: للإمام السيوطي
- كاشفة السجا فى شرح سفينة النجا للشيخ العالم الفاضل سالم بن عبد الله بن سعد بن عبد الله بن سُمَير الحضرمي
- بهجة الوسائل بشرح مسائل على الرسالة الجامعة بين أصول الدين والفقه والتصوف للسيد أحمد بن زين الحبشى
- فتح المجيد فى شرح الدرّ الفريد فى علم التوحيد
- تيجان الدرارى على الرسالة الشيخ ابراهيم الباجورى
- النهجة الجديدة لحل الفاظ نقاوة العقيدة
- ذريعة اليقين على أم البراهين للامام ابى عبد الله محمد بن يوسف السنوسى التلمسانى
- قامع الطغيان على منظومة شعب الايمان للشيخ زين الدين بن على بن أحمد الشافعى الكوشينى المليبارى
- نور الظلام شرح منظومة عقيدة العوام للسيد أحمد المرزوقى المالكى المكى
- سلالم الفضلاء شرح منظومة هداية الأذكياء الى طريق الأولياء للشيخ زين الدين بن على المعبرى المليبارى
- نصائح العباد في بيان ألفاظ منبهات على الاستعداد ليوم المعاد لابن حجر العسقلاني
- مراقي العبودية على متن بداية الهداية لحجة الاسلام ابى حامد الغزالى
- فتح المجيب في شرح مختصر الخطيب
- مرقاة صعود التصديق في شرح سلم التوفيق إلى محبة الله على التحقيق لعبد الله باعلوي
- نهاية الزين في إرشاد المبتدئين شرح على قرة العين بمهمات الدين
- عقود اللجين في بيان حقوق الزوجين
- سلم المناجاة شرح سفينة الصلاة للسيد عبد الله بن عمر بن يحيى الحضرمى الشافعى
- العقد الثمين شرح منظومة الستين مسألة للشيخ مصطفى بن عثمان الجاوى القاروطى
- توشيح على ابن قاسم قوت الحبيب الغريب
- الثمار اليانعة في شرح الرياض البديعة للشيخ محمد بن سليمان حسب الله الشافعى المكى
- فتح غافر الخطية (على الكواكب الجلية في نظم الأجرومية)
- الفصوص الياقوتية على الروضة البهية في الأبواب التصريفية
- لباب البيان
- ترغيب المشتاقين لبيان منظومة السيد البرزنجي زين العابدين
- الابريز الداني في مولد سيدنا محمد السيد العدناني
- مدارج الصعود إلى اكتساء البرود